Selasa, 01 Juni 2010

SLUKU - SLUKU BATHOK



        Sluku-sluku bathok
        Bathoke ela-elo
        Si Rama menyang Solo
        Oleh-olehe payung mutho
        Mak jenthit lolo lo bah
        Yen mati ora obah
        Yen obah medeni bocah
        Yen urip golekko dhuwit



Sluku-sluku bathok, Hidup – tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus menerus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya.

Bathoke ela-elo,

Selasa, 02 Maret 2010

SEPENGGAL KISAH UNTUK KITA RENUNGKAN


Suatu saat aku pernah ditanya oleh seorang teman, sahabat,” Apa aku salah apabila aku sampai saat ini masih belum rela menerima kematian Ayahku”. Segera saja aku menjawab,” Tidak, sejujurnya sampai saat ini aku juga masih merasa kehilangan ayahku yang meninggal sekitar tahun 2000 lalu dan masih membutuhkan bimbingan , walupun aku sendiri sekarang menjadi ayah “.
Gelap rasa dunia ini, malas, tak punya semangat menjalani hari-hari yang berlalu, entahlah serasa semuanya hilang, hancur, mati. Salahkah aku yang masih membutuhkan sosok seorang ayah dan kakek bagi anakku ? Akan tetapi semua itu harus terjadi dan menjadi bagian dari perjalanan hidupku, dan mungkin ini juga terjadi peda teman, sahabat, dan siapa saja yang telah ditinggal mati oleh bapak, ibu, suami, istri, anak, atau semua sanak keluarga. Akan tetapi ada baiknya kita simak sepenggal kisah berikut.


Ketika Alasy’ats bin Qais menghadapi kematian anaknya, Ali bin Abi Thalib r.a, turut menyampaikan ucapan bela sungkawa. Ia berkata, “Kalau engkau merasa bersedih atas kematian anakmu, maka hal itu sudah sepatutnya karena adanya hubungan kerahiman. Tapi kalau engkau bersabar karena Allah, pasti ada imbalan pahala. Jika engkau tidak sabar, takdirpun tetap berlaku sedangkan engkau berdosa.


Wahai , Asy’ats. Anakmu membahagiakan kamu ketika dia lahir, dan dia adalah kesusahan dalam asuhan dan pendidikan, juga fitnah bagimu karena kecintaanmu yang berlebihan kepadanya. Kini, dengan wafatnya, dia menjadi renungan kesedihan bagimu. Dan yang demikian itu adalah pahala serta rahmad Allah. (dikutip dari Hikmah dalam Humor, Kisah dan Pepatah, Abdul aziz salim basyrahil).


Hidup tidak ada yang abadi, semua makhluk hidup termasuk manusia , akan mengalami kematian. Kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat, Allah telah berfirman di dalam Al-Quran, “ Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenarnya.

Jumat, 26 Februari 2010

ORANG BUTA DAN LENTERA


Seorang Buta berjalan mem bawa gentong diatas pundaknya sambil menenteng lentera, berjalan menuju sungai untuk mengisi gentong tersebut.
Seorang yang melihatnya berkata, " Wahai orang buta. Malam hari dan siang hari sama saja bagimu, lalu apa manfaat lentera itu.?"

Orang Buta itu menjawab, " wahai orang yang suka mencampuri urusan orang lain ! Lentera ini kuperuntukkan bagi orang-orang yang buta hati agar tidak terpeleset atau menabrakku sehingga aku terjatuh dan gentongku pecah. "

CINTA ABADI


Samudera luas membentang tak terbatas ruang waktu tak bertepi bahkan tak mampu terjamah. Berjuta debu melayang meraih mimpi, menuju perjalanan abadi, melewati gerbang ketiadaan. Nyata benar lautan asmara dihadapan, perahu Cahaya nan berkilauan, layar kasih sayang penuh kelembutan. Lentera kecil berkedip seakan menegaskan kata, ” janganlah ragu ”. Celupkan sumbu pada air laut . Berlayarlah debu kecil diatas Cahaya, jaga selalu nyala lenteramu celupkan sumbu.. celupkan sumbu,, arungi lautan asmara dengan bimbingan lentera berperahukan cahaya.. menuju titik Cinta Abadi. Tatkala hembusan angin menerpa tak kuasa , tak terucap, kelu lagi bisu. Sungguh nikmat,damai, sejuk. ini baru angin !! belum lagi kau temukan titik Cinta Abadi, Celupkan Sumbu.. Celupkan Sumbu..... teruslah berlayar menuju titik Cinta Abadi..